Thursday, February 24, 2011

Masjid Istiqlal Simbol Rasa Syukur Kemerdekaan

Masjid Istiqlal Simbol Rasa Syukur Kemerdekaan
Masjid Istiqlal
Simbol Rasa Syukur Kemerdekaan
  Ide pembangunan Masjid Istiqlal muncul setelah Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Indonesia pada tahun 1949. Menteri Agama waktu itu, K.H. Wahid Hasyim dan Cokroaminoto mengajukan ide itu ke Presiden Sukarno. Pada tahun 1953, dibentuk kepanitian yang diketuai Anwar Cokroaminoto.

   Sukarno bahkan terlibat langsung dalam kepanitiaan, sebagai Bagian Teknik Pembangunan Masjid Istiqlal dan ketua dewan juri sayembara maket Istiqlal. Masjid Istiqlal dibangun sebagai bentuk rasa syukur bangsa Indonesia atas kemerdekaan. Itulah sebabnya masjidnya dinamakan Istiqlal, yang berarti merdeka. Sayembara baru digelar pada tahun 1955. Ada 30 peserta yang ikut, 27 di antaranya menyerahkan gambar. Setelah diseleksi, hanya 22 yang  memenuhi syarat lomba. Dewan juri pun memutuskan lima peserta sebagai  finalis, yaitu F Silaban dengan sandi "Ketuhanan”, R Oetoyo dengan sandi "Istighfar”, Hans Groenewegen dengan sandi "Salam”, lima orang mahasiswa ITB dengan sandi "Ilham”, tiga orang mahasiswa ITB dengan sandi "Khatulistiwa”. Dewan juri kemudian menyepakati karya F Silaban sebagai pemenang.

   Menggunakan dana APBN senilai Rp 7 miliar dan 12 juta dolar AS,
masjid dibangun dengan penanaman tiang pancang pada tahun 1961. Pembangunan baru selesai 17 tahun kemudian. Presiden Soeharto meresmikannya pada 22 Februari 1978.

   Masjid ini memakai areal lahan seluas 9,5 hektare. Sebanyak 2,5 hektare dipakai untuk bangunan. Luas areal parkir mencapai 3,35 hektare, dan taman mencapai 6,85 hektare.

   Gedung induk dibangun di atas lahan satu hektare mencapai lima
tingkat dengan ketinggian 55,8 meter dari permukaan tanah. Kontruksi beton bertulang masjid ini mencapai 92.292,87 meter persegi. Tiang pancangnya ada 5.138 buah.

  Di gedung induk ini ada kubah setengah bola di puncaknya, memakai kerangka  polyhendra eks-Jerman Barat. Kontruksinya beton bertulang  bergaris tengah 45 meter. Ada 12 tiang kolom bergaris tengah 2,5 meter yang dilapisi  stainless steel yang menyangga kubah ini. Tiang-tiang itu dihubungkan dengan beton ring berukuran 2,4,5 meter.
Di tengah kubah tergantung sound system seberat tiga ton. Di tengah-tengah lingkaran kubah (dilihat dari dalam) dituliskan lafaz Ayat Kursi dan Surat Al Ikhlas. Di puncak kubah, ada lambang bulan-bintang yang disangga tiang baja setinggi 17 meter, bergaris tengah tiga meter. Berat keseluruhan 2,5 ton.
   Masjid dilengkapi menara di sebelah timur, setinggi 6,666 cm dengan diameter 5 meter. Ini melambangkan jumlah ayat-ayat Al-Quran. Puncak menara dengan  ketinggian 30 meter dan berat 28 ton terletak di atas tempat azan.

   Masjid juga dilengkapi dengan beduk dari kayu meranti merah yang telah berusia 300 tahun (asal dalam Kalimantan Timur), sebagai beduk terbesar di Indonesia. Garis tengah beduk bagian depan mencapai dua meter, garis tengah bagian belakang 1,71 meter. Panjang beduk ada tiga meter. Beratnya mencapai 2,3 ton.

   Dalam saat bersamaan, 200 ribu jamaah tertampung dari lantai satu sampai lantai lima. Terasnya saja mampu menampung 50 ribu jamaah. Lantai dasar seluas 25 ribu meter persegi dijadikan sebagai areal perkantoran.

   Majelis Ulama Indonesia, Dewan Masjid Indonesia, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia, berkantor di sini.  
(Sumber : Republika, 16 Desember 2007) 

No comments:

Post a Comment