Saturday, March 26, 2011

Angklung

Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkan dari angklung memiliki kandungan local dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada maka angklung cepat berkembang tidak saja dipertunjukkan pada kelompok local tapi juga dipertunjukkan pada kelompok regional, nasional dan internasional. Bahkan konon khabarnya pertunjukan angklung pernah dipertunjukan didepan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung pada tahun 1955.


Jumlah pemain angklung antara satu orang sampai banyak orang bahkan bisa dimainkan pada kelompok 50 orang sampai 100 orang dan dapat diintegrasikan dengan alat lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dll Atau pertunjukannya dapat dikombinasikan dengan kelompok; band, dan orkestra.

Selain sebagai alat seni dan kesenian, angklung juga digunakan sebagai souvenir atau buah tangan setelah dihiasi berbagai asasories lainnya.

Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh ¿Mang Ujo dan Erwin Anwar¿. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut Saung angklung Mang Ujo" yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan khususya untuk mempertahankan "kesenian angklung" adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa mulai TK, sd. SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran local (mulok).

No comments:

Post a Comment